Rasa Sakit
Ketika seseorang dengan mudahnya merendahkanmu, bahkan
memakimu.
Padahal ia tak tahu sedikitpun, ada banyak hal yang selama
ini telah kamu perjuangankan.
Yang telah banyak menguras tenaga, pikiran dan waktumu.
Proses yang secara emosional berat untuk dilalui,
Karna ada lelah yang bukan hanya bersemayam di raga,
Tapi juga mengusik ketenangan batin di dalam hati.
Lalu, dengan gampangnya keluar ucapan yang terdengar sangat
tak mengenakkan hati dari mulutnya.
Awalnya mungkin hanya bertopeng canda,
Yang tak terasa perlahan menyesakkankan dada.
Ternyata terdengar pahit dan seakan-akan merendahkan
perjuanganmu selama ini.
Seakan usahamu tak ada artinya lagi.
Ada rasa sakit yg mendalam,
Tak kasat mata namun sangat bisa jelas dirasa.
Maka, tak apa.
Diamkan saja, cukup sumpal mulutnya dengan pencapaian
terbaikmu.
Karena, spesies semacam ini bisa jadi datang kembali.
Tiga, empat, lima atau sepuluh tahun mendatang bisa jadi ia
akan kembali mendekatimu,
Bertopeng memelas meminta bantuan darimu.
Entah apalah itu yang hendak ia minta.
Namun, tak pernah terlintas dipikirannya.
Tak pernah berkaca pada apa yang pernah ia katakan kepadamu
di masa lalu.
Tanpa berpikir seberapa dalam perkataannya menusuk hatimu
kala itu.
Tanpa pernah tersadar seberapa sering ucapannya terus
terngiang di dalam otakmu.
Bahkan, mungkin tanpa pernah tersadar bahwa ia pernah
menyakitimu.
Membiarkanmu terpuruk saat itu.
Tak apa,
Maka biarkan waktu yang menghapus kehadirannya dalam
hidupmu.